Saturday 31 August 2013

PERANCANGAN POROS TRANSMISI



1. Pengertian 
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap mesin yang berfungsi untuk meeneruskan daya dan putaran . Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar,biasanya berpenampang bulat ,dimana terpasang elemen-elemen seperti : kopling, roda gigi ,pully ,roda gila ,engkol sproket ,dll . 

2. Macam –Macam Poros 
               Menurut pembebananya poros diklasifikasikan menjadi  :
a. poros transmisi
b. poros spindle
c. poros gandar 
            Dalam perancanaan kopling ini dipilih jenis ‘poros transmisi ‘ .poros ini mendapat beban puntir murni atau gabungan beban puntir dan lentur.Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling ,roda gigi ,pully ,dll.
Dalam perencanaan poros transimisi ini, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Kekuatan poros
Suatu poros transmisi harus dapat menahan beban seperti puntiran,lenturan, tarikan dan tekanan. Oleh karena itu, poros harus dibuat dari bahan pilihan yang kuat dan tahan terhadap beban-beban tersebut.
Kekakuan poros 
Walaupun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tinggi  tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar, akan mengakibatkan terjadinya getaran dan suara. Oleh karena itu disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus dipertimbangkan sesuai dengan jenis mesin yang dilayani.
Putaran Kritis
Suatu mesin bila putarannya dinaikkan, maka pada harga putaran tertentu akan terjadi getaran yang sangat besar dan disebut putaran kritis. Putaran ini harus dihindari dengan membuat putaran kerja lebih rendah dari putaran kritisnya.
Bahan Poros 
Bahan poros transmisi biasa dibuat dari bahan yang ditarik dingin dan difinishing  seperti baja karbon yang dioksidasikan dengan ferra silicon dan dicor. Pengerjaan dingin membuat poros menjadi keras dan kekuatannya menjadi besar.

Penentuan Daya Perencanaan
Poros yang akan dirancang adalah poros transmisi yang digunakan untuk mentransmisikan daya dan putaran, yang diperoleh dari brosur pada lampiran 1 adalah sebesar:

N = 107 PS 
   = 107 HP
  = 107 x  0,735 kW
  = 78,645 kW
n = 5400 rpm

Penentuan daya rencana (Pd) diperoleh dari rumus:

Pd = fc.N                                                                                  
      
Dimana: Pd = daya rencana ( kW )  
fc =  factor koreksi
N = daya nominal keluaran motor penggerak ( kW )


Untuk perancangan poros ini diambil daya maksimum sebagi daya rencana dengan faktor koreksi sebesar 
fc = 1,1. Harga ini diambil dengan pertimbangan bahwa daya yang direncanakan akan lebih besar dari daya maksimum sehingga poros yang akan direncanakan semakin aman terhadap kegagalan akibat momen puntir yang terlalu besar. 
Maka besarnya daya rencana adalah:
 Pd = 1,1 x 78,645 kW
 Pd = 86,5095 kW

Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapat beban berupa momen puntir. Oleh karena itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama poros akan dihitung berdasarkan beban puntir serta kemungkinan-kemungkinan kejutan/tumbukan dalam pembebanan, seperti pada saat motor mulai berjalan.
Besarnya momen puntir uang dikerjakan pada poros dapat dihitung :
Mp = 9,74 .105                                                         (lit.1 Hal 7)
Dimana: Mp = momen puntir ( kg.mm)
Pd  = daya rencana ( kW )
n    = putaran ( rpm )

Untuk daya rencana Pd = 78,645 kW dan putaran  n = 6000 rpm, maka momen puntirnya adalah:
Mp = 9,74 .105  x  
Mp = 14043,3755 kg.mm


0 comments:

Post a Comment